Fotografi Landscape adalah fotografi pemandangan alam atau dalam
pengertian lain adalah jenis fotografi yang merekam keindahan alam,
dapat juga dikombinasikan dengan yang lain seperti manusia, hewan dan
yang lainnya, namun tetap yang menjadi fokus utamanya adalah alam.
Pemandangan
alam yang begitu indah pada saat-saat tertentu ketika secara sensitif
kita bisa menandai sifat dan arah datangnya sinar matahari. Misalnya
pada saat sore maupun pagi hari ketika sinar matahari bersifat
kekuning-kuningan dan arah jatuhnya membentuk bayangan obyek yang sangat
panjang. Selain itu saat pergantian musim, pada saat beberapa tumbuhan
sedang mengalami pergantian daun. Foto Pemandangan bisa di kategorikan
menjadi beberapa macam, misalnya :
Foto Landscape
Foto pemandangan alam daratan yang mencakup alam pegunungan, lembah, persawahaan. dan lain-lain
Foto Seascape
Foto pemandangan laut yang mencakup alam lautan, danau, dan segala obyek ya menekankan keberadaan air
Foto Skyscape
Foto pemandangan langit yang mencakup keberadaan awan, biru langit, sunrise, sunset, dan lain-lain
Foto Cityscape
Foto
pemandangan kota atau pedesaan yang mencakup keunikan-keunikan dan
keindahan-keindahan sudut-sudut perkotaan ataupun pedesaan yang mampu
menginformasikan ciri khas kehidupan masyarakat didalamnya.
14 Tips untuk membuat hasil foto landscape yang indah
1. Maksimalkan Depth of Field (DoF)
Sebuah
pendekatan konsep normal dari sebuah landscape photography adalah
“tajam dari ujung kaki sampai ke ujung horizon”. Konsep dasar teori
“oldies” ini menyatakan bahwa sebuah foto landscape selayaknya sebanyak
mungkin semua bagian dari foto adalah focus (tajam). Untuk mendapatkan
ketajaman lebar atau dgn kata lain bidang depth of focus (DOF) yang
selebar2nya, bisa menggunakan apperture (bukaan diafragma) yang sekecil
mungkin (f number besar), misalnya f14, f16, f18, f22, f32, dst.
2. Gunakan tripod dan cable release
Tripod
dibutuhkan untuk long exposure untuk menjamin agar foto yang dihasilkan
tajam. Cable release juga akan sangat membantu. Jika kamera memiliki
fasilitas untuk mirror-lock up, maka fasilitas itu bisa juga digunakan
untuk menghindari micro-shake akibat dari hentakkan mirror saat awal.
3. Carilah Focal point atau titik focus
Titik
focus disini bukanlah titik dimana focus dari kamera diletakkan, tapi
lebih merupakan titik dimana mata akan pertama kali tertuju
(eye-contact) saat melihat foto.
4. Carilah Foreground (FG)
Foreground
bisa menjadi focal point bahkan menjadi POI (Point of Interest) dalam
foto landscape anda. Sebuah object atau pattern di FG bisa membuat
“sense of scale” dr foto landscape kita.
5. Pilih langit atau daratan
Langit
yang berawan bergelora, apalagi pada saat sunset atau sunrise, akan
membuat foto kita menarik, tapi kita tetap harus memilih apakah kita
akan membuat foto kita sebagian besar terdiri dari langit dgn meletakan
horizon sedikit dibawah, atau sebagian besar daratan dgn meletakkan
horizon sedikit dibagian atas.
6. Carilah Garis/Lines/Pattern
Sebuah
garis atau pattern bisa membuat/menjadi focal yang akan menggiring mata
untuk lebih jauh mengexplore foto landscape anda. Kadang leading lines
atau pattern tersebut bahkan bisa menjadi POI dari foto tersebut.
7. Capture moment & movement
Sebuah
foto Landcsape tidak berarti kita hanya menangkap (capture) langit,
bumi atau gunung, tapi semua elemen alam, baik itu diam atau bergerak
seperti air terjun, aliran sungai, pohon2 yang bergerak, pergerakan
awan, dst, dapat menjadikan sebuah foto landscape yang menarik.
8. Bekerja sama dengan alam atau cuaca
Sebuah
scene dapat dengan cepat sekali berubah. Oleh sebab itu menentukan
kapan saat terbaik untuk memotret adalah sangat penting. Kadang
kesempatan mendapat scene terbaik justru bukan pada saat cuaca cerah
langit biru, tapi justru pada saat akan hujan atau badai atau setelah
hujan atau badai, dimana langit dan awan akan sangat dramatis.
9. Golden Hours & Blue hours
Pada
normal colour landscape photography, saat terbaik biasanya adalah saat
sekitar (sebelum) matahari terbenam (sunset) atau setelah matahari
terbit (sunrise). Golden hours adalah saat, biasanya 1-2 jam sebelum
matahari terbenam (sunset) hingga 30 menit sebelum matahari terbenam,
dan 1-3 jam sejak matahari terbit, dimana “golden light” atau sinar
matahari akan membuat warna keemasaan pada object.
10. Cek Horizon
Ada 2 hal terakhir saat sebelum kita menekan shutter:
Apakah
horizonya sudah lurus, ada beberapa cara untuk bisa mendapatkan horion
lurus saat eksekusi di lapangan atau apakah horizon sdh di komposisikan
dgn baik, lihat #5 untuk pengaplikasian Rule of third. Peraturan kadang
dibuat untuk dilangar, tapi jika scene yang akan kita buat tidak cukup
kuat (strong) elementnya, biasanya Rule of Third akan sangat membantu
membuat komposisi menjadi lebih baik.
11. Ubah sudut pandang/angle/view anda
Banyak
cara untuk mendapatkan fresh point of view. Tidak selamanya “eye-level
angle” (posisi normal saat kita berdiri) dalam memotret itu yang
terbaik. Coba dengan high-angle (kamera diangkat diatas kepala),
waist-level angle, low level, dst, coba berbagai format horizontal
dan/atau vertikal.
12. Pergunakan peralatan bantu
Penggunaan beberapa peralatan bantu dibawah akan sangat membantu untuk mendapatkan foto landscape yang lebih baik.
- CPL filter
- ND filter
- Graduated ND filter, lihat disitu tentang Graduated Natural Density (Grad ND): What, How, & When
- Graduated color filter
-
Bubble level jika tdk ada grid pada view finder atau gunakan focusing
screen dgn grid, sangat membantu untuk mencapai levelnya horizon.
13. Lensa yang dipergunakan
Kadang
sering ada asumsi bahwa sebuah foto landscape itu harus menggunakan
lensa yang selebar mungkin. Tapi dalam membuat sebuah foto landscape,
semua lensa dapat dipergunakan, dari lensa super wide (14mm, 16mm, dst),
wide (20mm – 35m), medium, (50mm – 85mm), hingga tele/super tele (100mm
– 600mm). Semua range lensa bisa dan dapat dipergunakan. Semua itu
tergantung atas kebutuhan dan scene yang kita hadapi.
14. Persiapkan diri dan sesuaikan peralatan
Walau
ini tidak berhubungan langsung, tapi kadang sangat menentukan. Sering
kali kita membutuhkan research atau tanya dulu kiri kanan, baik itu dgn
googling atau bertanya dgn fotografer yang sudah pernah kesana ke satu
lokasi sebelumnya, terutama jika mengunjungi tempat yang berbeda jauh
iklim maupun cuacanya, krn itu akan menentukan kesiapan kita baik fisik
maupun peralatan yang harus dibawa, baik itu peralatan fotografi maupun
peralatan penunjang.